Pada jumat yang
lalu telah kami ketengahkan beberapa adab pergi ke masjid, kali ini kami akan
membahas beberapa adab masuk masjid,ketika berada di dalam masjid dan saat
keluar dari masjid. Selamat membaca
Kesatu: Bershalawat
dan berdoa saat masuk dan keluar masjid
Rasulullah
shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Bila salah seorang di antara kalian
hendak masuk masjid hendaknya ia bershalawat atas Nabi dan membaca doa, ‘Yaa
Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmatmu.’ Dan, bila keluar hendaknya ia bersalam
kepada Nabi lalu mengucapkan, ‘Yaa Allah, sungguh aku mohon karunia-Mu’” (HR.
al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra bersumber dari Abu Humaid atau Abu Usaid)
Kedua: Shalat dua
rakaat
Dari Abu Qatadah,
sahabat Rasulullah, ia mengatakan, “Aku pernah masuk masjid sementara saat itu
Rasulullah tengah duduk di hadapan khalayak, lalu aku pun kemudian duduk.
Beliau pun berkomentar seraya mengatakan (kepadaku),
مَا
مَنَعَكَ
أَنْ
تَرْكَعَ
رَكْعَتَيْنِ
قَبْلَ
أَنْ
تَجْلِسَ
“Apakah gerangan
yang menghalangimu untuk melakukan shalat dua rakaat sebelum engkau beranjak
duduk?”
Aku pun menanggapi
komentar beliau tersebut seraya mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, aku melihat
engkau sedang duduk dan demikian pula orang-orang yang berada di sekitarmu,
mereka sedang duduk. Beliau kemudian bersabda,
فَإِذَا
دَخَلَ
أَحَدُكُمُ
الْمَسْجِدَ
فَلاَ
يَجْلِسْ
حَتَّى
يَرْكَعَ
رَكْعَتَيْنِ
“Apabila salah
seorang di antara kalian masuk masjid janganlah ia langsung duduk sebelum ia
shalat dua rakaat” (HR. Muslim, no.1688)
Namun, jika iqamat
telah dikumandangkan atau shalat wajib sedang dilakukan, maka hal tersebut
tidak disunnahkan, tetapi yang dituntunkan oleh beliau adalah segera bergabung
bersama jamaah untuk melakukan shalat wajib bersama sang imam. Rasulullah
bersabda,
إِذَا
أُقِيمَتِ
الصَّلاَةُ
فَلاَ
صَلاَةَ
إِلاَّ
الْمَكْتُوبَةُ
“Bila iqamat untuk
shalat telah dikumandangkan, maka tak ada shalat selain shalat Wajib” (HR.
Muslim, no.1678 bersumber dari Abu Hurairah)
Ketiga:
Menyibukkan diri
dengan hal-hal yang akan mendatangkan pahala, seperti shalat sunnah dan berdoa.
Dari Abdullah bin
Mughafal, dari Nabi bersabda,
بَيْنَ
كُلِّ
أَذَانَيْنِ
صَلَاةٌ
لِمَنْ
شَاءَ
“Antara dua adzan
ada waktu untuk melakukan shalat bagi yang ingin melakukannya” (HR.
at-Tirmidzi, No.185 bersumber dari Abdullah bin Mughaffal)
Syaikh Muhammad
Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri Abul Ala saat memberikan penjelasan
hadits ini dalam kitabnya “Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jami’ at-Tirmidzi”, beliau
mengatakan, sabda beliau, “Antara dua adzan,” yakni: ‘Waktu antara adzan dan
iqamah. Sedangkan yang dimaksud shalat yaitu shalat sunnah, seperti yang
dikatakan oleh al-Hafizd (Ibnu Hajar al-Atsqalani-ed)’
الدُّعَاءُ
لاَ
يُرَدُّ
بَيْنَ
الأَذَانِ
وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan
dan iqamah itu tidak akan tertolak” (HR. Ahmad di dalam Musnad, no. 12529
bersumber dari Anas bin Malik)
Keempat:
Bersegera bangkit
bila iqamat untuk shalat telah dikumandangkan dan sang imam telah terlihat
Rasulullah bersabda,
إِذَا
أُقِيمَتِ
الصَّلاَةُ
فَلاَ
تَقُومُوا
حَتَّى
تَرَوْنِى
“Bila iqamat untuk
shalat telah dikumandangkan, maka janganlah kalian berdiri hingga kalian
melihat diriku” (HR. Muslim, no. 1395 bersumber dari Abu Qatadah)
Kelima: Meluruskan
dan merapatkan barisan
Rasulullah
bersabda,
سَوُّوا
صُفُوفَكُمْ
فَإِنَّ
تَسْوِيَةَ
الصَّفِّ
مِنْ
تَمَامِ
الصَّلاَةِ
“Lurus dan
rapatkanlah barisan kalian karena sesungguhnya lurus dan rapatnya barisan
termasuk kesempurnaan shalat (shalat berjama’ah-ed)” (HR. Muslim, no. 1003
bersumber dari Anas bin Malik)
Keenam: Segera
mengikuti gerakan imam
Rasulullah
bersabda,
إِنَّمَا
جُعِلَ
الإِمَامُ
لِيُؤْتَمَّ
بِهِ
فَإِذَا
كَبَّرَ
فَكَبِّرُوا
وَإِذَا
رَكَعَ
فَارْكَعُوا
وَإِذَا
قَالَ
سَمِعَ
اللَّهُ
لِمَنْ
حَمِدَهُ.
فَقُولُوا
اللَّهُمَّ
رَبَّنَا
لَكَ
الْحَمْدُ.
وَإِذَا
صَلَّى
قَائِمًا
فَصَلُّوا
قِيَامًا
وَإِذَا
صَلَّى
قَاعِدًا
فَصَلُّوا
قُعُودًا
أَجْمَعُونَ
“Seorang imam itu
dijadikan supaya diikuti. Oleh karena itu, bila ia bertakbir maka hendaklah
kalian bertakbir, bila ia ruku maka hendaknya kalian rukuk, bila ia
mengucapkan,
سَمِعَ
اللَّهُ
لِمَنْ
حَمِدَهُ
“Allah mendengar
orang yang memuji-Nya” maka ucapkanlah,
اللَّهُمَّ
رَبَّنَا
لَكَ
الْحَمْدُ
“Yaa Allah, Tuhan
kami bagi-Mu segala puji. Bila ia shalat dengan berdiri, maka shalatlah dengan
berdiri, bila ia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk
semuanya.” (HR. Muslim, no.962 bersumber dari Abu Hurairah)
Ketujuh: Berdzikir
seusai shalat
Dari Tsauban, ia
mengatakan, “Adalah Rasulullah bila usai shalat beliau beristighfar sebanyak 3x
lantas membaca,
اللَّهُمَّ
أَنْتَ
السَّلاَمُ
وَمِنْكَ
السَّلاَمُ
تَبَارَكْتَ
ذَا
الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ
“Yaa Allah, Engkau
pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha suci Engkau, Tuhan Pemilik
keagungan dan kemuliaan.”
Al-Walid berkata,
“Aku bertanya kepada imam al-Auza’i, ‘Bagaimanakah istighfarnya?’, ia
menjawab,”
تَقُولُ
أَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ
أَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ
Engkau mengatakan,
‘Astaghfirullah, astaghfirullah.’” ( HR. Muslim, no. 1362)
Kedelapan: Menggunakan
jari jemari tangan kanan saat berdzikir
Dari Abdullah bin
Amr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah menghitung bacaan tasbih (dengan
jari-jari) tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, no.1502)
Kesembilan:
Memakai
sandal/sepatu dimulai dengan bagian yang kanan terlebih dahulu
Aisyah mengatakan,
كَانَ
يُحِبُّ
التَّيَامُنَ
مَا
اسْتَطَاعَ
فِي
طُهُورِهِ
وَتَنَعُلِّهِ
وَتَرَجُّلِهِ
وَ
فِي
شَأْنِهِ
كُلِّهِ
“Adalah Rasulullah
suka mendahulukan yang kanan sebisa yang beliau lakukan dalam bersuci, memakai
sandal, bersisiran dan dalam segala urusannya.”(HR. an-Nasa’i, no.112)
Saudaraku…Itulah
beberapa langkah yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat. Akhirnya, kita
mohon taufiq kepada Allah.
Sumber: www.alsofwah.or.id